This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday 17 March 2012

Gaya Gesekan Melintang (Fs) antara ban kendaraan dan permukaan jalan

Gaya gesekan melintang (Fs) adalah besarnya gesekan yang timbul antara ban dan permukaan jalan dalam arah melintang jalan yang berfungsi untuk mengimbangi gaya sentrifugal.

Koefisien gesekan melintang (f) : perbandingan antara Fs dan gaya normal yang bekerja.

Besarnya f dipengaruhi oleh :
  • jenis dan kondisi ban
  • tekanan ban
  • kekasaran permukaan perkerasan
  • kecepatan kendaraan
  • keadaan cuaca
Nilai f yang dipergunakan untuk perencanaan haruslah nilai yang telah mempertimbangkan faktor keamanan si pengemudi, bukan nilai maksimum.
untuk kecepatan rendah, maka f tinggi.
untuk kecepatan tinggi, maka f rendah.

Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku f = - 0,00065 V + 0,192

Untuk kecepatan rencana antara 80- 112 km/jam berlaku f = - 0,00125 V + 0,24

Friday 16 March 2012

Radius minimum atau derajat lengkung maksimum

Radius minimum atau derajat lengkung maksimum adalah lengkung tertajam yang dapat direncanakan untuksatu nilai kecepatan rencana yang dipilih pada satu nilai superelevasi maksimum.

Nilai radius minimum harus dihindari karena menimbulkan rasa tidak nyaman pada pengemudi berkecepatan tinggi.

Untuk mencari R min dapat dipergunakan rumus dibawah ini :

R min = V^2 / 127 ( e maks + f maks)

atau

D maks = 181913,53 (e maks + f maks) / V^2

Tabel dibawah ini menyajikan nilai R min dan D maks untuk beberapa kecepatan rencana.

Quality control

Perencanaan konstruksi : mencipkan design kontruksi yg aman dan modern dengan mengakomodir semua aspek kebutuhan fungsi bangunan (konstruksi), keinginan client dan keindahan arsitektural.
Pelaksanaan konstruksi : dicapai dengan pengukuran, testing, pemeriksaan agar mutu material yang dihasilkan sesuai dgn spesifikasi teknis serta pengawasan terhadap kualitas struktur yang dihasilkan.

Tahapan quality control :
  • penerimaan material
  • selama proses fabrikasi
  • saat selesai pekerjaan
Quality control membutuhkan biaya, tetapi tidak seberapa jika dibandingkan dengan kerugian materi dan moril.
Apabila kualitas struktur sangat rendah, pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan struktur (collapse).
Pembongkaran kontruksi beton harus dihindari kaarena :
  • mengganggu kekuatan kontruksi secara keseluruhan
  • membutuhkan biaya tambahan yang harus ditanggung kontraktor
  • mengganggu jadwal pelaksanaan pekerjaan
  • mempengaruhi kondite perusahaan
Quality control saat pelaksanaan kontruksi
Hal2 yang diperhatikan adalah :
  1. tidak ada kesalahan ukuran dari cetakan, pemasangannya harus tegak lurus, penempatan elemen2 struktur benar2 sesuai
  2. pemeriksaan baja tulangan (ukuran, penempatan)
  • panjang penyaluran
  • sambungan tul balok dan kolom
  • sambungan tulangan plat lantai dan balok
  • jarak antar tulangan atas dan bawah, terutama pada plat lantai
  • beton deking
3. selama pelaksanaan pengecoran
  • perencanaan campuran (mix design)
  • pemeriksaan slump
  • pengawasan mutu beton dgn sampel silinder dan kubus.

a) jumlah sampel : 1 buah tiap 10 cm^3 coran (beton kelas I), 1 buah tiap 20 m3 coran (beton kelas II), 1 buah tiap 50 m3 coran (beton kelas III)

b) faktor konversi :

f'ck (kubus 150 mm) = 0,97 f'ck (kubus 100 mm)
f'ck (kubus 200 mm) = 0,95 f'ck (kubus 150 mm)
f'ck (kubus 200 mm) = 0,90 f'ck (kubus 100 mm)
f'ck (kubus 200 mm) = 1,18 f'ck (kubus 150/300 mm)
  • jarak jatuh mortal <>
  • bila pengecoran dilakukan dibawah air, maka menggunakan pipa , tidak boleh dilakukan pengecoran kering
  • dilakukan pemadatan (dgn vibrator)
  • retak2 rambut yang timbul harus disiram dgn air semen
  • selama proses pengerasan, beton harus dirawat terus menerus
Quality control pada saat selesai pekerjaan
  1. posisi dan ukuran elemen struktur harus sesuai rencana
  2. bila permukaan beton keropos atau ada tulangan yang terlihat harus segara ditanggulangi
  3. bila mutu beton meragukan dapat dilakukan tet langsung dilapangan
contoh konversi kuat beton berdasarkan umur (k 350, kubus 200 x 200 mm)

f' ck (3 hari) = 0,40 f' ck (28 hari)
f' ck (7 hari) = 0,65 f' ck (28 hari)
f' ck (14 hari) = 0,82 f' ck (28 hari)
f' ck (3 hari) = f' cr - 8 N/mm2

Sumber dan jenis Limbah Padat

Sumber timbulan sampah :
  1. pemukiman
  2. perdagangan
  3. Industri
  4. Institusi (kantor, sekolah)
  5. Rumah sakit
  6. pertanian, perternakan, perkebunan
  7. tempat umum(tempat rekreasi, jalan, taman)
  8. lap. udara, pelabuhan laut
  9. water and waste water treatment plant
Jenis2 sampah :
  1. Garbagge (sampah basah) >> sampah dari bahan organik, yang dapat membusuk dalam keadaan basah, pada suhu 20-30 dejat C.
  2. Rubbish ( sampah kering) >> samaph dari bahan organik maupun anorganik. sulit membusuk. contoh : sampah logam (kaleng, seng). sampah non-logam (kertas, plastik, kaca)
  3. Dash n Ash (debu dan abu) >> dari bahan organik dan anorganik, mudah berterbangan. >>abu : hasil pembakaran proses kimia >>debu : hasil proses mekanis
  4. Demolition and contraction wastes >> sampah sisa bangunan, seperti puing2 genteng, tembaok, dll.
  5. Bulky wastes >> sampah barang2 bekas, seprti TV, lemari es.
  6. Hazardous Wastes >> sampah berbahaya (B3) >>patogen : RS, lab klinis.>>beracun : kertas pembungkus pestisida>>mdh meledak : mesiu >>radio-aktiv : sampah nuklir
  7. water and waste water treatment plant >> sampah hasil pengolahan air bersih maupun air kotor, berupa gas atau lumpur.
Faktor2 yang mempengaruhi macam, jenis, dan besarnya timbulan sampah :
  1. jenis bangunan yang ada
  2. tingkat aktivitas
  3. iklimmusimletak geografis
  4. letak topografi
  5. jumlah penduduk
  6. periode sosial ekonomi
  7. tingkat teknologi
Dengan mengetahui jenis, macam serta besarnya timbulan maka akan memudahkan pengelolaan samaph secara komunal, terutama di kota besar.

Gaya Sentrifugal

Gaya Sentrifugal adalah gaya yang bekerja pada saat suatu kendaraan bergerak diatas jalan datang ataupun miring.
Gaya ini mendorong kendaraan keluar dari jalurnya, berarah tegak lurus terhadap gaya kecepatan.
Gaya ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada si pengemudi.

F = m . a
dimana : m = G/g
Karena a = V^2/R
maka :
F = G. V^2 / g R
dengan :
R = jari-jari lengkung lintasan.

Untuk dapat mempertahankan kendaraan pada sumbunya, maka diperlukan gaya yang dapat mengimbangi gaya sentrifugal.
Gaya tersebut berasal dari :
  • Gaya gesekan melintang antara ban kendaraan dengan permukaan jalan.
  • Komponen berat kendaraan akibat kemiringan melintang permukaan jalan.

Pengelolaan Limbah Padat Domestik

 Ayo kelola limbah!!!
  • Penanganan limbah padat sangat penting, karena akan mempengaruhi kesehatan dan kelestarian lingkungan.
  • Semakin hari, semakin meningkatnya jumalah penduduk, maka semakin meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan. sedangkan lahan yang tersedia tetap. Bahkan berkurang karena dibangunnya perumahan dan fasilitas umum lainnya.
  • Timbulan sampah membuat lingkungan tidak baik secara kesehatan dan secara etika. secara kesehatan timbunan sampah menyebabkan penyakit, secara etika tidak enak dipandang dan menimbulkan bau.
  • Salah satu cara menangani masalah sampah domestik yaitu dengan menjadikan sampah sebagai kompos.

Rumus Umum Lengkung Peralihan

(e+f) / (1-ef) = V^2 / g R

Karena nilai ef sangat kecil, maka dapat diabaikan.
Sehingga :

e + f = V^2 / g R

Jika V dinyatakan dalam km/jam, g = 9,81 m/det^2 dan R dalam m, maka :

e + f = V^2 / 127 R

Ketajaman lengkung horizontal => besarnya radius dari lengkung tsb atau besarnya derajat lengkung.

Derajat Lengkung (D^0) : besarnya sudut lengkung yang menghasilkan panjang busur 25 m ( 100 ft).

Semakin besar R smekin kecil D dan semakin tumpul lengkung horizontal rencana.
Semakin kecil R, semakin besar D, dan semakin tajam lengkung horizontal yang direncanakan.

Rumusnya :

D = 25/ ( 2 . 3,14 . R) x 360 derajat

D = 1432,39 / R .................... R dalam m.

Pekerjaan pada Tanah Dasar

Pekerjaan tanah dasar

  • Penggusuran tanah : usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu permukaan tanah sesuai yang dikehendaki.
  • Claering : pembersihan lapisan tanah dari rerumputan atau pohon-pohon kecil (perdu). menggunakan bulldozer, dumptruck, chainsaw
  • Grubbing : pembersihan permukaan tanah dari pepohonan besar, tanggul-tanggul kayu, ataupun reruntuhan bangunan. menggunakan bulldozer ( clawler traktor yang dilengkapi bulldozer blade), dumptruck
  • Stripping : penggusuran atau pembuangan tanah permukaan dari tanah humus. backhoe, bulldozer
CUT dan FILL
  • Cut (Penggalian)
Menggunakan bulldozer, exavator (menggali), dan dumptruck(pengangkutan hasil galian)
  • Fill ( Penimbunan)
Menebarkan dan meratankan tanah menggunakan grader
Memadatkan tanah menggunakan compactor

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan timbunan (karena akan mempengaruhi tingkat kepadatan yang diperoleh)
  • jenis tanah
  • jenis alat pemadat
  • tebal lapisan yang dipadatkan
  • jumlah lintasn alat pemadat
  • kadar air
Pemadatan dilakukan dengan alat yang sesuai :
  • lempung >>> sheep foot roller (tamping roller)
  • pasir >>> vibrating roller (smooth steel wheel)
Pengujian kepadatan : sand cone test

beban akan dilimpahkan dengan pola kerucut ke :
  • surface
  • base
  • subbase
  • subgrade
Thou = P/A

Pekerjaan lapisan pondasi : lapisan pondasi bawah
Untuk mendukung beban LL (lapisan luar) dan menyebarkannya kelapisan dibawahnya.
Jadi harus tahan terhadap repetisi beban dan air.

Material : stabilisasi (bila tidak masuk spesifikasi), maka sebelum digunakan harus dilakukan pemeriksaan.

Spesifikasi material untuk jalan raya :
  • berat jenis
  • banyak yang pipih (bersudut)
  • kekuatan material
  • kadar air
  • keausan (banyaknya yang hancur saat ada beban)
Bila bergradasi menerus :
  • agregat harus bebas dari kotoran
  • penyebaran agregat sebaiknya menggunaan kendaraan bergerak yang dilengkapi spreader box
  • menghindari segregrasi
  • kadar air
  • tebal padat maksimal yang diizinkan

Jenis-jenis perkerasan

Jenis-jenis perkerasana. perkerasan kaku (rigit pavement)
b. Perkerasan gabungan (composite pavement)
c. Perkerasan lentur (flexible pavement)

a. Perkerasan kaku : perkerasan dengan menggunakan semen sebagai pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan, contohnya slab-slab beton.

b. Perkerasan gabungan : gabungan antara perkerasan kaku dengan perkerasan lentur, biasanya menggunakan aspal, semen, besi, dan baja.
contohnya pada jembatan.

c. Perkerasan lentur : perkerasan yang bahan pengikatnya aspal, dan beban-bebannya disebarkan.

Teori pembebanan pada perkerasan lentur

Beban disebarkan kebawah dalam bentuk kerucut dengan sudut 45-60'

Tytb = P/A

P = konstan

>> Semakin kebawah T yang timbul/terjadi semakin kecil
>> Berdasarkan prinsip ekonomi material yang digunakan semakin kebawah semakin kurang mutunya

Kualitas material
lapisan surface : kualitas material yang paling baik
lapisan base : kualitas material berkurang
lapisan subbase : kualitas material rendah
maka perkerasan dibuat berlapis-lapis / layers system dengan kualitas material semakin berkurang

surface / lapis permukaan
lapisan pondasi atas (LPA)/ base course
lapisan pondasi bawah (LPB)/ subbase course
tanah dasar (sub grade)

Faktor-faktor yang digunakan pada perencanaan perkerasan lentur jalan.

Faktor-faktor yang digunakan pada perencanaan perkerasan lentur jalan.
Secara umum faktor-faktor tersebut adalah :
1. Beban lalu lintas
2. Repetisi beban
3. Keadaan medan/ lokasi(kelandaian, temperatur, air)
4. Kualitas material yang dipakai
5. Umur perencanaan
6. Kualitas tanah dasar

Menurut Bina Marga : Sepeda motor, becak, tidak masuk hitungan beban jalan
Menurut Bina Marga, Jenis Kendaraan dibagi 2 :
1. Kendaraan ringan >> 2 ton < 5 ton
2. Kendaraan berat > 5 ton

Tekanan pada jalan raya lebih besar akibat angin pada ban yang besar.

Material Perkerasan Lentur

Material perkerasan lentur jalan raya
1. Agregat
2. Aspal, dengan bahan tambahan atau tanpa bahan tambahan

Sifat permukaan tanah yang tidak seragam, tidak kuat menahan beban roda, dan mudah atau tidak tahan iklim (air hujan dan panas matahari). Maka digunakan material yang kuat dan awet. Contoh material tersebut adalah agregat dan aspal. Agregat mampu menerima beban lalu lintas, tahan cuaca dan durable karena bentuknya yang berbutir-butir. Aspal digunakan sebagai bahan pengikat karena sangat kuat merekat dan dapat melindungi perkerasan agar tidak dimasuki oleh air.
Gradasi agregat adalah kumpulan/susunan ukuran butiran agregat dari yang kasar sampai halus.

Thursday 15 March 2012

Karakteristik Air Limbah

  • sumber, jenis, dan macam air limbah
Secara umum berdasarkan penghasil / penyebab air limbah dikemlompokkan menjadi :

  1. Air limbah domestik, berasal dari kegiatan penghunian misalnya rumah tinggal, hotel, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Air limbah domestik dikelompokkan menjadi : air buangan km, air buangan wc, dan air buangan dapur dan cucian.
  2. Air limbah industri, air yang berasal dari limbah industri seperti pabrik logam, tekstil, kulit, pangan , dll.
  3. Air Limbah limpasan dan rembesan air hujan, air yang melimpas di pemukaan tanah dan meresap ke dalam tanah akibat terjadi hujan.
  • Kuantitas
Banyaknya air limbah yang dibuang dipengaruhi oleh :

  1. jumlah air bersih yang dibutuhkan per kapita, yang menjadi limbah sebanyak 60-70 % dari air yang dibutuhkan.
  2. keadaan masyarakat dan lingkungan yang menghasilkan limbah. Misalnya dikota lebih banyak limbah daripada di perdesaan, daerah yang mengalami kekeringan akan sedikaiy limbahnya, dan pola hidup masyarakat akan mempengaruhi cara pembuangan limbah.
  3. keserempakan pembuangan air limbah berbeda setiap harinya.
  • Kualitas
Kualitas limbah dapat ditinjau dari beberapa karakteristiknya, anatara lain :

  1. sifat fisik =====>> bahan padat, warna, bau, dan suhu.
  2. sifat kimia ====>> organik (minyak, lemak protein), non organik (sulfat, klorida, nitrogen, dll), gas-gas(o2, co2, hidrogen sulfida)
  3. sifat biologis ====>> terdapat berbagai mikroorganisme dalam limbah, baik tumbuhan, hewan, maupun protista.
  • Dekomposisi Air Limbah
Air limbah yang terbuang ke alam, akan diuraikan oleh mikroorganisme secara aerob dan anaerob.

Sumber : Bahan Ajar Dr. Alfiansyah Yuliannur

jenis kerusakan elemen struktur dan penyebabnya


jenis kerusakan elemen struktur dan penyebabnya
no
Kerusakan
Penyebab
1
Retak halus kelihatan (retak rambut)
Kering-susut
Hidrasi
Kelebihan beban struktur
Deformasi tak sempurna
2
Rongga dalam beton
Segresi
Penguapan tak sempurna
3
Permukaan berpasir (laitaince)
Bleeding
Kurang perawatan
4
Kerusakan setempat
Beban mekanis (gempa)
5
Karat
Korosi
6
Bintik2 coklat di retakan
Pengaruh klorida
terminologi
  • workability
  • durbility
  • compactibility
  • flowability
  • setting time
  • proses hydrasi
  • beton muda
  • beton yang telah mengeras

workability/ kelecakan : kemudahan pengerjaan beton, dimana placing, compacting tidak menyebabkan timbulnya efek negatif berupa segregasi dan pendarahan atau bleeding.

3 hal yang berhubungan dengan workabilitas :
  1. kompaktibilitas : kemudahan mengeluarkan udara dan pemadatan
  2. mobilitas : kemudahan mengisi acuan dan membungkus tulangan
  3. Stabilitas : kemampuan untuk tetap menjadi massa homogen tanpa pemisahan.
apabila ke 3 hal yang baik ini BAIK, maka workabilitas juga baik.

istilah lain :
  1. konsistensi : derajat kebasahan dari campuran atau kemampuan untuk mengalir
  2. plastisitas : kemampuan untuk dibentuk tanpa kehilangan kontinuitas, dan mampu mempertahankan bentuk.
  3. setting time : waktu pengikatan dan pengerasan pasta semen, dari campuran yang dapat mengalir bebas menjadi material yang sudah kehilangan kemampuan berubah bentuk yang terbatas. trdiri atas waktu pengikatan awal (initial set) dan waktu pengikatan akhir (final set)
  4. Initial set menyebabkan pasta semen menjadi kaku dan sukar dikerjakan, tetapi mortal masih belum mempunyai kekuatan. Waktu pengikatan awal minimum adalah 45 menit.
  5. proses pengerasan berlanjut hingga pasta semen akan mengikat kekakuannya dan mempunyai kekuatan dan modulus elastisitas tertentu (final test) waktu pengikatan akhir ini adalah 6-10 jam.
Sumber : Bahan Ajar Dr. Ing. T. Budi Aulia

Durabilitas Beton

Durabilitas beton

beton harus mampu menghadapi segala kondisi dimana dia direncanakan, tanpa mengalami kerusakan (deteriorate) selama jangka waktu layannya ( service ability). Beton yang demikian disebut mempunyai ketahanan yang tinggi (durable)

Berkurangnya durabilitas beton dapat disebabkan oleh :
1. pengaruh fisik
2. pengaruh kimia
3. pengaruh mekanis
pengaruh fisik (physical attack) : pelapukan oleh cuaca
• membeku dan mencair (freezing and thawing), terjadi pada pasta semen dan aggregate
• basah dan kering bergantian, terjadi pada pasta semen
• perubahan temperatur yang drastis, terjadi pada pasta semen dan aggregate
pengaruh kimia (chemical attack) : penetras larutan / unsur kimia kedalam beton
• serangan sulfat, terjadi pada pasta semen
• reaksi alkali-aggregate, terjadi pada aggregat
• serangan asam dan alkalis, terjadi pada pasta semen
• korosi baja tulangan, terjadi pada tulangan
pengaruh mekanis
• perubahan volume akibat perbedaan sifat thermal dari aggregat thd pasta semen, terjadi pada pasta semen dan aggregat
• abrasi (pengikisan), terjadi pada pasta semen dan aggregat
• aksi elektrolisis, terjadi pada pasta semen

sifat beton yang paling penting agar memiliki ketahanan yang tinggi dari pengaruh diatas adalah permeabelitas beton yang terdiri atas :
• permeabelitas thd udara
• permeabelitas thd zat cair

beton dengan durabilitas tinggi
1. kepadatan struktur tinggi
2. porositas rendah
3. permeabelitas rendah
4. tahan terhadap pengaruh lingkungan (pembekuan, serangan sulfat dan alkasi, korosi)
5. masa layan struktur panjang

dapat dicapai dengan :
• beton mutu tinggi (high-strength concrete)
• beton mutu ultra tinggi (ultra high-strength concrete)
• beton tanpa pemadatan (self-compacting concrete)


komponen
Type
Penyebab Terjadinya
Faktor Lingkungan Pemicu
Variabel untuk pencegahan
Semen
Tidak tentu
Pengembangan volume
Kelembaban
Kadar gypsum dan magnesia
Retak susut
Gaya akibat temperatur
Temperatur
Panas hidrasi, tingkat pendinginan
aggregate
Reaksi alkali – silica
Pengembangan volume
Kelebihan kelembaban
Alkali dalam semen, komposisi aggregate
Retak D
Tekanan hidrolis
Pembekuan dan pencairan
Absorpsi aggregate, diameter aggregate maksimum
Pasta semen
Susut Plastis
Kehilangan kelembaban
Angin, temperatur, kelembaban relatif
Temperatur beton, prlindungan permukaan beton
Susut
Pengembangan volume
Kelembaban relatif
Mix design, laju pengeringan
Serangan sulfat
Pengembangan volume
Ion-ion sulfat
Mix design, type semen, admixtures
Pengembangan panas
Pengembangan volume
Perubahan temperatur
Tingkat perubahan temperatur
Beton
Settlement
Konsolidasi beton p;astis di sekeliling tulangan
-
Slump, selimut beton, diameter tulangan
Tulangan
Korosi Elektro-kimia
Pengembangan volume
Oksigen, kelembaban
Selimut beton, permeabelitas beton



pengujian/pembebanan beton

detructive tests
• teknik pengujian (load control, displacement control)
• prosedur dan peraturan (codes)
• pengujian material
• jenis pengujian (uji tekan, uji tarik, uji belah, uji lentur)
• faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beto (jenis pembebanan, kecepatan pembebanan, metode pengujian, bentuk dan dimensi benda uji, dll)

non-destructive tests
• hammer test
• core drill
• ultra sonic velocity pulse (bisa untuk beton umur muda)
• acoustic emission testing
• leak testing
• liquid penetrant testing
• infrared and thermaltesting

Evaluasi Mutu Beton

pengujian langsung (destructive test)
Hasil pengerjaan beton dapat diterima jika kekuatan tekannya memenuhi dua syarat berikut (pedoman beton 1989, pasal 4.7) :
1. nilai rata-rata dari hasil uji tidak kurang dari : (f'c + 0,8 S)
2. tidak satupun dari benda uji yang nilainya kurang dari 0,85 f'c

S= (sigma n, i=1 (f'ci - f'c)^2 / n-1 )

f'c = sigma n, i= 1 f'ci / n


S = standar deviasi (kg/cm2)
f'ci = kuat tekan beton ke-i (kg/cm2)
f'c = nilai rata2 kuat tekan beton (kg/cm2)
n= jumlah benda uji


Core drill: diameter 76 mm, diameter 92 mm
berdasarkan sk sni t 16 1991 03 :
kekuatan tekan rata-rata masing2 3 benda uji minimal 0,85 f'c
kekuatan tekan masing2 hasil uji minimal 0,75 f'c

Hammer test : menggunakan schmidt Hammer, menentukan keseragaman dari sifat-sifat mekanis elemen struktur, mengevaluasi hanya area lokal dan lapisan permukaan beton, tidak dapat mendeteksi retak dalam.

Ultrasonic Pulse Velocity : dapat mendeteksi retak dalam dan pori udara, dapat merekam aliran gelombang tegangan untuk analisis, membutuhkan akses terhadap dua sisi permukaan elemen struktur yang akan di test.

magnetic methods : dapat mengevaluasi area yang luas dari struktur, dapat mendeteksi lokasi dan arah dari tulangan, shear connector, serta mendeteksi ukuran tulangan.

Sumber : Bahan Ajar Dr. Ing. T. Budi Aulia

Evaluasi kekuatan struktur yang ada (assessment)

evaluasi kekuatan struktur yang ada (assessment)

latar belakang
rumah
gedung perkantoran
jalan
jembatan
pelabuhan

assessment

tujuan :
  • mengetahui kondisi keamanan bangunan
  • menentukan tindakan yang harus diambil me-rehab, memperkuat, atau bangun baru >> cost-effective
tahapan :
  • mencatat kerusakan dan penyebabnya
  • menilai tingkat kerusakan dan sisa kekuatan yang ada
  • merencanakan perbaikan, perkuatan, atau bangun baru
pendataan

awal : tahap I
  1. spesikasi
  2. gambar
  3. catatan/ laporan pelaksanaan
  4. photo
  5. laporan penggunaan gedung
  6. laporan kualiti kontrol bahan
  7. kejadian selama kontruksi : sumber bahan, cuaca, perubahan gambar, dll.
  8. ketersediaan alat utk memonitor kondisi struktur
  9. perbaikan (jika ada) setelah selesai kontruksi
  10. photo termutakhir pada lokasi, retakan, gagal
  11. nama struktur engineer

tinjauan lapangan : tahap II

identifikasi :
  1. lokasi distress : retak, gagal (kehancuran)
  2. bagian yang terexpose thd lingkungan : cuaca, temperatur, kelembaban
  3. kondisi terakhir : pembebanan, jenis beban, dst
  4. dimensi bagian tertentu (elemen struktural)
  5. pengujian lapangan
  6. kekuatan sisa

Analisa data : tahap III

rekomendasi :
  1. perbaikan ringan
  2. perkuatan
  3. bangun baru

penyebab
  1. kesalahan dalam perencanaan
  2. mutu pelaksanaan tidak memenuhi syarat
  3. karatan tulangan
  4. bangunan/sistem struktural tidak mencukupi
  5. penurunan pondasi
  6. beban berlebih

Metode Assessment :

Awal (cepat)
  • pengumpulan data : perencanaan, pembangunan (as built drawing), penggunaan, dan OM.
  • visual : kondisi kerusakan
  • Analisa dan evaluasi ttg keamanan dan kesesuaian dengan peraturan (building code) terbaru

detail
  • informasi : jenis tanah, bahan yang digunakan, perbaikan yang pernah dilakukan, penggunaan bangunan, hasil uji beban.
  • Verifikasi kesesuaian desain dan pelaksanaan
  • kondisi kerusakan : retak, gagal, tanah dan pondasi, dsb
  • dokumentasi : photo kondisi bangunan.

>>jika gambar As built drawing tidak ada maka pengukuran dimensi perlu dilakukan.



pengujian

  • mutu beton : drilled cores, pull-out, break- off, penetration resistant
  • kualitas beton : surface hardness (schmidt rebound hammer), ultrasonic pulse velocity, permeability, absorpsi, abrasi, dll.
  • Karatan besi tulangan : haff cell potential, cover depth, carbonation depth, chloride concentration.

Pengujian Beton
  • Pengujian langsung : loading test
  • Non Destructive Test : Drilled cores, smith hammer, ultrasonic pulse velocity
  • Partial Destructive Test : Pull-out, pull-off, Break-off, Penetration resistant



Analisa uji karatan besi tulangan
angka pH tinggi (> 11,5) dan kandungan chloride rendah : >>> tidak ada karatan.
Angka pH tinggi dan kandungan chloride > 0,4 % - 0,6 % berat semen : >> terancam terjadi karatan.
Angka pH rendah dan kandungan chloride > 0,4 % - 0,6 % berat semen : >> peluang berkarat tinggi.

uji besi tulangan

>>lokasi tulangan
>>kuat tarik

penyebab karatan :
  1. tebal selimut beton
  2. kualitas beton >> utama beton selimut
  3. lingkungan
  4. pH dan kandungan Chloride
  5. retak
Sumber : Bahan Ajar Dr. Ing. T. Budi Aulia

Infiltrasi

Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah.
Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk tanah tertentu.
Laju infiltrasi adalah kec. infiltrasi yg nilainya tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan

Faktor - faktor yg mempengaruhi infiltrasi
  1. kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh
  2. kelembaban tanah
  3. pemampatan oleh hujan (pemadatan tanah oleh butiran air hujan , akan mengurangi kap. infiltrasi.)
  4. penyumbatan oleh butir halus (waktu tanh kering, banyak terdapat butiran halus, yang ketika hujan mengalir bersama air, shg memparlambat infiltrasi)
  5. tanaman penutup (kap infiltrasi tinggi karena pada tanah yang tertutup olh tanaman biasanya terdapat tanah humus dan sarang serangga, shg bisa jadi saluran permeable untuk infiltrasi.
  6. topografi ,pada tahan yg kemiringan besar, kap. infiltrasi kcil, karena air mengalir kebawah dan cepat, pada tanah datar air tergenang maka kap. infiltrasi tinggi.
  7. intensitas hujan, jika intensitas hujan < infiltrasi =" intensitas"> kap infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual = kap. infiltrasi

pengukuran infiltrasi
  1. infiltrometer genangan
  2. simulator hujan ( rainfall simulator)
kapasitas infiltrasi

ft = fc + (fo-fc) e^-kt

ft = kap infiltrasi saat ke t
fo = kap infiltrasi awal
fc = kap infiltrasi konstan, tergantung tipe tanah
k = konstanta yg menunjukkan laju pengurangn kap infiltrasi

index infiltrasi (teta tebalek)

laju infiltrasi rerata atau kapasitas infiltrasi yang diratakan pada seluruh periode hujan

index = F/ Tr = (P-Q)/ Tr

F = infiltrasi total
P = hujan total
Q = aliran permukaan total
Tr = waktu terjadi hujan

Sumber : Hidrologi Terapan - Bambang Triatmodjo

Beton lanjutan (advanced concrete)

beton lanjutan (advanced concrete)
  1. beton polymer
  2. beton mutu tinggi dan beton mutu ultra tinggi
  3. beton dengan penggunaan khusus (self-compacting concrete, excruded concrete, light-weight concrete, shotcrete/mass concrete)
  4. beton dgn admixture khusus (tekstil, geo tekstile, dll)
  5. beton serat- Fiber reinforce concrete ( steel fibre, polypropylene fibre, carbon fibre, dll)
  6. beton pracetak
  7. beton composite
  8. beton prategang (parsial, penuh, pre tension, post tension, external)

beton polimer terdiri dari :
  1. polimer concrete : polimer sebagai bahan pengikat (berbentuk padat)
  2. Latex-modified concrete(polimer portland cement concrete). Untuk menggantikan sebagian air campuran dengan latexb(polymer emultion)
  3. Polymer- impregnated concrete, untuk menggantikan sebagian semen dgn polimer (jenis methyl metacrylate, styrene), berfungsi untuk mengurangi kadar pori, meningkatkan durabilitas.

self-comparing concrete :
  • kontruksi lebih cepat
  • pengurangan tenaga kerja dilapangan
  • finishing permukaan beton lebih baik
  • penempatan lebih mudah
  • memperbaiki durabilitas
  • kemudahan design (pemilihan bentuk)
  • penampang beton lebih tipis
  • mengurangi tingkat kebisingan karena tidak perlu pemadatan
  • lingkungan kerja lebih aman

Beton ringan (light-weight concrete)

beton dengan aggregate ringan (lightweight aggregate concrete), beton busa (foamed concrete) atau beton gas (autoclaved aerated concrete) dengan berat jenis antara 300 s/d 1600 kg/m3

keuntungan dari kontruksi beton ringan :
  1. cepat dan relatif mudah dalam pengerjaannya (workability)
  2. dapat dikerjakan tanpa pemadatan (self-compacting dan self-leveling)
  3. biaya produksi lebih rendah dibandingkan beton normal
  4. dapat mengisolasi panas dari luar bangunan
  5. mengurangi biaya transportasi dan pengangkatan karena berkurangnya berat konstruksi
  6. mudah dalam pemasangan (dapat dipotong dengan tangan, dipaku dan dibaut)
  7. tahan api
  8. dapat mengurangi jumlah perancah

Beton mutu tinggi
  • bahan bangunan dengan sistem 5 bahan
  • menggunakan addictives : silica fume, fly ash, metakaolin
  • menggunakan superplasticizer
  • FAS rendah

perubahan significant pada mikrostrukturnya dibandingkan mikrostruktur beton normal

1. produk hydratasi dan bagian-bagiannya
2. struktur pori
3. interface

perubahan besar pada sifat mekanis material

1. strength
2. modulus elastisitas
tingkat laku keharusan
4. durability


keuntungan beton mutu tinggi : pengukuran dimensi dan tulangan
penghematan penampang kolom dan tulangan tekan oleh beton mutu tinggi


teknik retrofitting/repair
  • pembesaran tampang
  • injection (grouting)
  • perkuatan struktur (wire mesh, ferro cement)
  • pelapisan permukaan (coating) - CFRS, steel

sifat-sifat beton
  • beton segar (beton muda)
  • konsisten/ workability
  • setting time
  • hydrasi (mekanisme, panas hydrasi)
  • blooding dan segregasi
  • rangkak
  • susut
beton keras
  • mikrostruktur
  • kuat tekan
  • kuat tarik
  • hubungan tegangan dan regangan
  • modulus elastisitas
  • durabilitas
  • daktilitas
  • mekanisme kehancuran
Sumber : Bahan Ajar Dr. Ing. T. Budi Aulia

Wednesday 14 March 2012

Kreativitas dalam Berbisnis


Ciri-ciri individu yang kreatif
  • Merendahkan dan membanggakan diri dalam waktu bersamaan
  • Punya kemauan yang kuat untuk bekerja dan dalam waktu yang sama bersifat objektif
  • Berani mencoba ide-ide baru
  • Bersikap terbuka terhadap kritikan
  • Mempunyai kombinasi sikap suka bermain dan pada saat yang sama berdisiplin dan bertanggung jawab
  • Mempunyai control diri yang baik
  • Mempunyai tujuan, tidak tergesa-gesa, mampu membuat keputusan yang rasional sembarang keputusan
  • Sanggup mengambil resiko yang sudah diidentifikasikan

Keinginan berwirasusaha :
  1. Terpaksa
  2. Seminar / pelatihan

4 Cara memulai bisnis :
  • Buka usaha dari awal/ baru
  • Ikut perusahaan keluarga
  • Ikut perusahaan manajemen
  • Beli perusahaan orang

Jenis-jenis estimasi

Konsep pemilik proyek terhadap proyek
  • Study kelayakan estimasi biaya FS
Perancang
  • Estimasi konseptual
  1. Estimasi harga satuan fungsional
  2. Estimasi harga satuan perluas
  3. Estimasi harga satuan per kubik
  4. Estimasi faktoral
  • Estimasi sistematis : penyiapan dokumen kontrak
  • Estimasi detail kontraktor : system estimasi, analisa sub kontrak, penawaran proyek kepada kontraktor 
  • Estimasi pekerjaan tambah kurang : penyerahan proyek kepada kontraktor 
  • Estimasi kemajuan pekerjaan untuk pembayaran : penyelesaian proyek
Untuk membuat estimasi, diperlukan :
Gambar
RKS
Daftar analisa
Daftar harga barang/ upah
Sebelum menghitung RAB harus ada :
Dokumen kontrak

Sebuah kontrak terdapat anwizjing (penjelasan)
Daftar harga barang ------- daftar harga upah
Daftar harga satuan upah / barang >>> analisa SNI
Daftar volume satuan pekerjaan
Rekapitulasi

Sumber : pengantar kuliah dosen

Hidrometri

Pendahuluan

debit aliran sungai = Q = jumlh air yg mengalir melalui tampang melintang sungai tiap satu satuan waktu. (m3/d)

Debit di suatu sungai dapat diperkirakan dengan cara brkt:
  1. Pengukuran di lapangan (di lokasi yang di tetapkan)
  2. Berdasarkan data debit dari stasiun di dekatnya,
  3. Berdasarkan data hujan,
  4. Berdasarkan pembangkitan data debit.
Pengukuran debit di lapangan dapat dilakukan dengan :
  • membuat stasiun pengamatan, atau
  • dengan mengukur debit di bangunan air seperti bendung dan peluap.

pada pembuatan stasiun pengamatan debit, parameter yang di ukur adalah:
  • Tampang lintang sungai
  • Elevasi muka air
  • Kecepatan aliran air

Selanjutnya, debit aliran dihitung dengan mengalikan luas tampang (A) dan kecepatan aliran (V). untuk mendapatkan hasil yang teliti, lebar sungai dibagi menjadi sejumlah pias, dan di ukur kecepatan aliran pada vertical di setiap pias.
Apabila di sungai terdapat bangunan air, mis bending, debit sungai dapat dihitung dgn mengukur tinggi muka air di ats puncak bending; berdsarkan rumus peluapan yg berlaku untuk bangunan tsb.
  • debit aliran juga dapat diperkirakan derdasarkan data debit dari pencatatan yg telah lalu, dgn mggnkn “model deret berkala”.
Teori pengukuran debit

Kecepatan aliran dapat diukur dgn current meter,pelampung dan prltan lain


Pengukuran debit

Dpt dilakukan dengan cara :

1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran.

2. Pengukuran kedalaman sungai

3. Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu atau harian.

4. Pengukuran kecepatan aliran.

5. Hitungan debit

6. Membuat rating curve yaitu hubungan antara elevasi muka air dengan debit.

7. Dari rating curve yg telah dibuat pada langkah 6, dicari debit aliran berdasar pencatatan elevasi muka air.

8. Presentasi dan publikasi data terukur dan terhitung.

Dan akan dijelaskan secara rinci sbb:

1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran

Pemilihan lokasi tsb harus mmperhatikan syarat2 sbb:

· Mudah dicapai oleh pengamat,mis di jembatan

· Di bagian sungai yg lurus dgn penampang sungai yg teratur dan stabil (tdk terjadi erosi maupun sedimentasi)

· Disebelah hilir pertemuan dgn anak sungai.

· Di mulut sungai menuju laut ke danau

· Dilokasi bangunan air seperti bendungan, bending, dsb

· Tidak dipengaruhi oleh garis pembendungan (back water)

· Aliran berada didalam alur utama (tdk ada aliran di bantaran)

2. Pengukuran kedalaman sungai.

Pengukuran kedalaman sungai dilakukan dngan menggunakan bak ukur, tali yg diberi pemberat / echosounder.

· Bak ukur

Untuk sungai yg dangkal,bak ukur yg telah diberi skala n plat di bag bwh a dimasukkan ked lm sungai smpai plat dsar mncpai dsar sungai. Papan tsb dpt ditegakkan dgn bantuan perahu/orang jika sungai dangkal. Kedalamn air dibaca pada skala di bak ukur tsb. Biasanya hasil pengukuran diberikan dlam bentuk elevasi,oleh krn itu pembacaan tsb harus di ikatkan dgn elevasi tebing/tanggul sungai atau lahan dgn menggunakan theodolit.

· Tali dgn pemberat

Pengukuran ini dilakukan apabila sungainya dalam atau kec arus besar. Kdlaman air di ukur dgn tali yg diberi pemberat. Pengukuran dilakukan dgn mggnkn perahu,pd jmbatan, atau kabel yg digantungkan melintasi sungai. Pengukuran dilakukan bersamaan dgn pgkuran kec dgn mggnkan current meter. Di atas pemberat dipasang current meter,shgga sambil mengukur kdalaman dpt dik kec aliran di bbrp ttik yg ditntkan.

· Echosounder

Alat ini digunakan pada sungai yg lebar dan dalam,pengukuran tampang lintang dan kedalaman(bathrimetri) laut.
Cara kerja alat ini memiliki prinsip sbb:

1. Air merupakan media yg baik utk perambatan gelombang suara dgn kec

2. Gelombang suara dapat dipantulkan dengan baik dari dasar sungai.

Alat eschounder dipasang pd dasar kapal/digantung pd sisi kapal. Alat tsb memancarkan getaran suara yg merambat ke dasar sungai dan kemudian dipantulkan kembali. Gelombang pantulan tsb diterima dan dicatat oleh alat. Selang waktu antara pemancaran dan penerimaan getaran dapat memberikan kedalaman air yang kemudian direkam pada kertas pencatat. Dengan alat ini dapat diperoleh hasil profil dasar sungai secara kontinyu.

Ada beberapa jenis eschounder,diantarnya adl:

1. Eschounder elac 30 kc

2. Raytheon DE 719 B

3. Furuno 200 Mark III

· Eschounder elac 30 kc, fungsinya untuk membedakan jenis bahan dasr sungai seperti lumpur, lempng, pasir shg dpt memperkirakan tebal lapis lumpur.

· Ray

Pengukuran elevasi muka air

Alat pencatat elevasi muka air dapat berupa :
  • papan praduga dengan meteran (staff gauge)
alat ini berskala cm, dapat dipasang di tepi sungai atau pada bangunan.
  • alat pengukur elevasi muka air maksimum
mengukur elevasi maksimum pada saat banjir.
  • pencatat muka air otomatis (AWLR)
Ingin tau lebih lengkap, silahkan beli buku Hidrologi Terapan - Bambang Triatmodjo

Pengenalan Teknik Penulisan dan Presentasi

Awal semester VI yang terkesan santai, padahal aku dengar-dengar dari leluhurku di Teknik Sipil, ini adalah semester yang berat.
Tanpa terasa aku sudah hampir 3 tahun menempati kampusku, udah tua pula umurku. Hahaha.
Langsung aja ku ceritakan hari pertama masuk kuliah Teknik Penulisan dan Presentasi. Kali ini, aku sengaja milih Dr. Ir. Alfiansyah Yuliannur BC jadi dosenku. Soalnya nih dosen banyak ketawa-ketawanya.. Jadi terasa muda dan bahagia kalo merasakan aura beliau. Hihihiii.

Hari ini kami cuma diskusi-diskusi kecil aja. Berhubung hari pertama, jadi Pak Pian cuma tanya-tanya defenisi jadi yang sempat aku catat cuma ginih ginih ajah nihhh

Teknik Penulisan dan Presentasi adalah sebuah mata kuliah yang bertujuan untuk menciptakan mahasiswa yang mampu menulis karya ilmiah. mampu menulis artikel ilmiah, mampu menulis laporan praktikum, dan mampu menulis tugas akhir tentunya. Selain itu mata kuliah ini juga mengharapkan mahasiswa mampu tampil untuk mempresentasikan dan menjelaskan tulisannya.

Suatu tulisan bersifat ilmiah jika memenuhi syarat berikut ini :

* mengikuti EYD
* sistematis, runut
* mengikuti metode ilmiah

Identifikasi dan Penstrukturan Masalah

Bahan Kuliah diberikan oleh : Dr. Ir. Alfiansyah Yuliannur BC

  • Pengertian Masalah
Kata masalah dan problem dalam konteks pengertian umum dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang membutuhkan masukan informasi, diskusi, pengkajian dan penyelesaian.

  • Karakteristik Masalah
Kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
Kondisi yang tidak sesuai dengan tujuan, sasaran, target yang telah ditetapkan
Kondisi yang menyebabkan terjadi kerugian atau dampak negatif
Kondisi yang membutuhkan penyelesaian
Kondisi yang membutuhkan informasi
Kondisi yang membutuhkan diskusi lebih lanjut

  • Contoh Masalah
Masalah manajemen prasarana perkotaan

  • Identifikasi Masalah
Indentifikasi masalah merupakan tahapan pertama dalam proses penyelesaian suatu masalah, tahapan ini bila dilakukan dengan jelas akan memudahkan proses pengkajian selanjutnya dan bahkan memudahkan penyelesaiannya. Untuk mengidentifikasi masalah seseorang harus mengetahui bahwa suatu informasi mengandung masalah atau tidak.

  • Tujuan Identifikasi Masalah
Yaitu untuk memisahkan informasi-informasi yang mengandung suatu masalah dari keseluruhan informasi yang didapatkan. Dengan pemisahan tersebut diharapkan masalah didalam informasi dapat diketahui dengan jelas.

  • Pendekatan Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan bentuk, isi dan struktur dari informasi, serta mengetahui karakteristik masalah tersebut.

  • Identifikasi masalah dengan Metode Scanning
Scanning maksudnya mengkaji dengan cepat terhadap informasi yang diterima. Kemudian dilakukan pengujian-pengujian baik secara teoritis maupun praktis.

  • Metoda Scanning
Kajian terhadap bentuk kalimat dan jenis kata
  1. Bentuk kalimat/kalimat tanya
  2. Penggunaan kata/kalimat abnormal
Kajian terhadap isi informasi
  1. Informasi dampak yang ditimbulkan
  2. Informasi perbandingan terhadap standar-standar normatif
  3. Informasi perbandingan terhadap teori-teori pembangunan
  4. Informasi perbandingan terhadap aspek-aspek proses yang harus dilakukan

  • Kajian Bentuk Kata/Kalimat
  1. Kalimat tanya, kalimat tanya berupa 5W + 1H untuk mendapat penjelasan.
  2. Kata/Kalimat Abnormal, kata ini cenderung bersifat pesimistis atau bahkan over optimis. Contohnya kurang, sangat, terbatas, sedikit, terlalu, merosot, menurun, berlebihan dsb.
  • Kajian Isi Informasi
  1. Dampak yang ditimbulkan, dampak yang dimaksud artinya dampak yang merugikan. Contoh kata : mengakibatkan, menimbulkan dsb
  2. Perbandingan normatif, maksudnya melakukan perbandingan thd standar-standar normatif pembangunan seperti aturan pelaksanaan, surat keputusan, PP, UU dsb. Contoh kata : tidak cocok, berbeda, melanggar, tidak tepat, tidak sesuai, dsb.
  3. Perbandingan teori pembangunan, melakukan perbandingan dengan berbagai teori, konsep, metoda, formula, rumus, paradigma ilmu pembangunan. Contoh kata : menyimpang, tidak cocok, dsb.
  4. Perbandingan proses pembangunan, melakukan perbandingan thd aspek yang terkait proses yang seharusnya seperti tujuan, tahapan, waktu pelaksanaan dsb.
Bersambung

Identifikasi dan Penstrukturan Masalah II

SEBELUMNYA
 
Penstrukturan Masalah
  • Pengertian
Penstrukturan masalah adalah kegiatan memilah-milah masalah menjadi masalah utama, masalah penyebab, dan masalah akibat. Tujuannya agar memudahkan proses pengkajian dan penyelesaian masalah. Metode yang dapat digunakan dalam menstrukturkan masalah antara lain : Metode Pohon Masalah (Problem Tree Method) atau Metode Tulang Ikan (Fishbone Method).

  • Pohon Masalah
>> suatu metoda menstrukturkan masalah sehingga masalah tsb dapat dipisahkan menjadi :
  1. masalah utama
  2. masalah penyebab
  3. masalah akibat

>> Penggambran Pohon dengan Masalah
  1. Akar masalah, menggambarkan masalah sbg faktor penyebab terjadinya masalah
  2. Batang utama , menggambarkan masalah utama yang dihadapi dan sebagi masalah yang menghubungkan sebab-akibat
  3. Ranting dan daun, menggambarkan masalah sebagai akibat dari tejadinya permasalahan

>> Filosofi Bagian Pohon Masalah
  1. Bagian ranting dan daun, menggambarkan akibat yang dihadapi. Ini diperoleh melalui 'brainstorming' atas berbagai masalah yang dihadapi, dilengkapi dengan kajian atas hubungan berbagai masalah tersebut.
  2. Bagian batang, menggambarkan masalah utama dan akibat umum. Batang masalah diperoleh dari pengkajian atas keterhubungan antar masalah yang dilakukan pada bagian ranting/daun dan akar masalah.
  3. Bagian akar, bagian struktur terpenting dari masalah yang dihadapi. Diperoleh dari mengkaji ulang hubungan disertai pertimbangan-pertimbangan atas tingkatan kepentingan masing-masing masalah.


>>Masalah Penyebab, penyebab terjadinya masalah.
>>Masalah Akibat, masalah yang ditimbulkan oleh masalah penyebab.
>>Masalah utama, >> topik permasalahan.

  • Proses pembuatan pohon masalah
  1. menggali masalah yang akan dipecahkan
  2. mengelompokkan masalah menjadi penyebab masalah dan akibat masalah
  3. menyusun kelompok masalah dalam diagram pohon
  4. menentukan masalah utama dengan mempertimbangkan penyebab dan dampak masalah.

  • Kegunaan Pohon Masalah
  1. Mengidentifikasi suatu keterhubungan anatar berbagai masalah, sehingga diketahui : -hubungan sebab akibat
    -tingkat keterhubungan antar masalah
    -hirarki kepentingan masalah
  2. Dari point pertama, dapat ditentukan tindakan penanganan penyebab masalah tsb.
  3. Dengan mengetahui tingkat keterkaitan antar masalah, dapat ditentukan hirarki kepentingan masalah. Aspek ini penting untuk penanganan masalah.
  4. Penyususnan masalah dalam suatu struktur yang sistematis akan sangat membantu dalam penyusunan tujuan dan sasaran penanganan masalah.

Referensi Rekayasa lalu Lintas II

Senin, 05 September 2011
Oleh : Noer Fadhly, ST., MT


Buku Referensi :


MKJI 1997

Tentang :
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
Simpang Tak Bersinyal
Simpang Bersinyal

HCM 2000
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
Simpang Tak Bersinyal
Simpang Bersinyal

Rekayasa Lalu Lintas oleh Alik Ansyori Alamsyah
Manajemen Lalu Lintas Perkotaan oleh Ahmad Munawar


Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan.
Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. (wikipedia.org)
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki.
Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas. (wikipedia.org)

Simpang adalah pertemuan atau pesilangan antara 2 ruas jalan atau lebih.
Simpang terbagi 2 :
  • Simpang tak bersinyal
  • Simpang bersinyal
Rekayasa lalu lintas secara makroskopik atau pemodelan lalu lintas secara makroskopik artinya memodelkan arus lalu lintas yang terjadi pada sejumlah besar kendaraan pada suatu ruas jalan, dimana pada model ini dapat dilihat kepadatan, kecepatan dan arus lalu lintas.( repository.ipb.ac.id)

Sotfware tentang lalu lintas:
  • software TrafikPlan (Taylor, 1992 dan Taylor, 1997) untuk pemodelan dan analisis kinerja jaringan jalan, terhadap beberapa solusi alternatif berupa manajemen lalulintas.

Superelevasi

Superelevasi adalah kemiringan melintang permukaan pada lengkung horizontal.
Superelevasi bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan untuk mengimbangi gaya sentrifugal.
Semakin besar superelevasi, semakin besar komponen berat kendaraan yang diperolaeh.

Superelevasi maksimum yang dapat dipergunakan pada suatu jalan raya dibatasi oleh beberapa keadaan sbb :
  • keadaan cuaca
  • jalan yang berada didaerah yang sering turun hujan
  • keadaan medan, daerah datar nilai superelevasi lebih tinggi daripada daerah perbukitan.
  • keadaan lingkungan, perkotaan atau luar kota. Superelevasi maksimum sebaiknya lebih kecil di perkotaan daripada luar kota.
  • komposisi jenis kendaraan dari arus lalu lintas.
Nilai-nilai e maksimum :
  • untuk daerah licin atau berkabut, e maks = 8 %
  • daerah perkotaan, e maks = 4-6 %
  • dipersimpangan, e maks sebaiknya rendah, bahkan tanpa superelevasi.
  • AASHTHO menganjurkan, e maks = 0,04; 0,06; 0,08; 0,10 dan 0,12
  • Bina Marga menganjurkan, jalan luar kota untuk V rencana= 30 km/jam e maks =8 %, V rencana > 30 km/jam e maks = 10 %,
  • Bina Marga menganjurkan, e maks untuk jalan di perkotaan = 6 %

Kontrak dan Hukum Konstruksi

I. PENDAHULUAN

1. Defenisi
Kontrak (perjanjian) adalah suatu "peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal". (Subekti, 1983:1).

Menurut UU Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan :
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah.

Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan/atau tertulis, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban.

Perjanjian kerja menurut pasal 1601a KUH Perdata adalah suatu perjanjian di mana pihak yang satu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak yang lain, majikan, selama suatu waktu tertentu dengan menerima upah.

Dari bunyi pasal tersebut dapat dikatakan bahwa yang dinamakan Perjanjian Kerja harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
  • Ada orang di bawah pimpinan orang lain
Adanya pimpinan orang lain berarti ada unsur wenang perintah. Dalam Perjanjian Kerja ini unsur wenang perintah ini memegang peranan pokok sebab tanpa adanya unsur wenang perintah, berarti bukan Perjanjian Kerja. Adanya unsur wenang perintah berarti antara kedua belah pihak ada kedudukan yang tidak sama. Kedudukan yang tidak sama ini diatur ada sub-ordinasi artinya ada pihak yang kedudukannya di atas (Yang memerintah) dan ada pihak yang kedudukannya di bawah (yang diperintah).
  •  Penunaian Kerja
Maksudnya melakukan pekerjaan.
  • Dalam Waktu Tertentu
Dalam Penunaian Kerja, pribadi manusia sangat tersangkut kepada kerja. Tersangkutnya pribadi manusia akan berakhir dengan adanya waktu tertentu.
  • Adanya Upah
Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya (Pasal 1 huruf a Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981tentang Perlindungan Upah).
 Yang dimaksud dengan imbalan, termasuk juga sebutan honorarium yang diberikan oleh pengusaha kepada buruh secara teratur dan terus-menerus.

Syarat sahnya kontrak (perjanjian)
Menurut Pasal 1338 ayat (1) bahwa perjanjian yang mengikat hanyalah perjanjian yang sah. Supaya sah pembuatan perjanjian harus mempedomani Pasal 1320 KHU Perdata.

Pasal 1320 KHU Perdata menentukan empat syarat sahnya perjanjian yaitu harus ada :
1. Kesepakatan
Yang dimaksud dengan kesepakatan di sini adalah adanya rasa ikhlas atau saling memberi dan menerima atau sukarela di antara pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut. Kesepakatan tidak ada apabila kontrak dibuat atas dasar paksaan, penipuan, atau kekhilafan.
2. Kecakapan
Kecakapan di sini berarti para pihak yang membuat kontrak haruslah orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subyek hukum. Pada dasarnya semua orang menurut hukum cakap untuk membuat kontrak. Yang tidak cakap adalah orang-orang yang ditentukan oleh hukum, yaitu anak-anak, orang dewasa yang ditempatkan di bawah pengawasan (curatele), dan orang sakit jiwa. Anak-anak adalah mereka yang belum dewasa yang menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan belum berumur 18 (delapan belas) tahun. Meskipun belum berumur 18 (delapan belas) tahun, apabila seseorang telah atau pernah kawin dianggap sudah dewasa, berarti cakap untuk membuat perjanjian.
3. Hal tertentu
Maksudnya objek yang diatur kontrak harus jelas, setidak-tidaknya dapat ditentukan. Jadi, tidak boleh samar-samar. Hal ini penting untuk memberikan jaminan atau kepastian kepada pihak-pihak dan mencegah timbulnya kontrak fiktif.
4. Sebab yang dibolehkan
Maksudnya isi kontrak tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan yang bersifat memaksa, ketertiban umum, dan atau kesusilaan

Rumus Kehilangan Air dalam Pipa

Senin, 1 Maret 2010

Hari ni, bu El gak sendiri, tapi ditemenin bang ocha.. Materinya, ngejelasin tentang Praktikum Hidraulika secara umum. Kelompok aku terdiri dari 4 orang, aku, ayi, Yolanda Fiyunna Ratih dan Uswalidan Harfaosa. Kami milih praktikum hari Jumat pagi. Semangat!!

Burhubung waktu tinggal dikit, bu El Cuma ngulang-ngulang materi minggu lalu dan contoh soal.

Rumus Kehilangan dalam pipa untuk aliran laminer :

hf = (32 v V L) / (g D^2)

dengan :
hf = Kehilangan (m)
v = Kekentalan Kinematik ( m2/d)
V = Kecepatan aliran (m/d)
g = Gaya Gravitasi (m/s2) = 9,81 m/s2
D = Diameter pipa (m)

Pengenalan Hidraulika

Bismillah

Nahhh.. Kalau mata kuliah Hidraulika, aku ma ayi ambil ama bu Eldina Fatimah. Wawawa.. Nih dosen paling energik yang pernah ku temui.. Semangat buk semangat..
Untuk mata kuliah ini, pake buku Hidraulika II karya pak Bambang Triadmodjo, yang teori dan contoh soal.. Untuk mendapatkannya, segera kunjungi Lab. Hidroteknik dan bawa uang Rp 47. 000 saja, maka Anda akan segera mendapatkan salah satu buku yang Anda inginkan hahhaha.. (sangat promosi)

Kalau untuk catatan hari senin kemaren, langsung ajah..

Kata bu el sih, ini yang umum2 aja, berhubung hari pertama dan pada belum punya buku.

• Zat cair ideal yaitu zat cair yang mengabaikan salah satu sifatnya yaitu kekentalan.
• Zat cair real yaitu zat cair yang ditinjau kekentalannya.
• Kekentalan adalah sifat zat cair yang menimbulkan tegangan geser pada saat zat cair tersebut bergerak/mengalir.
• Aliran viskos dibagi menjadi 2 macam, yaitu aliran laminer dan aliran turbulen. Diantara keduanya dinamakan aliran transisi.
• Aliran laminer adalah aliran yang pergerakan partikel-partikel zat cair teratur berdasarkan lapisan-lapisannya.
• Aliran turbulen adalah aliran yang pergerakan partikel-partikel zat cair tidak teratur.

• Gambar aliran laminer

Semakin jauh dari dinding pipa, maka semakin cepat air mengalir.

• Gaya Geser

τ = 𝔶 (dV/dy)

𝔶= kekentalan
dV = perubahan kecepatan
dy = perubahan waktu


Reynold Number (Re)

Untuk mencari Re, maka harus diketahui diameter pipa (D), kecepatan (v) dan kekentalan (v).

Re = VD/v

dengan :
Re : Reynolds number
V : Kecepatan (m/s)
D : Diameter pipa (m)
v : Kekentalan Kinematik (m2/s)


Kesimpulan :
• Semakin kecil nilai Re, maka semakin cepat aliran suatu partikel.
• Aliran laminir memiliki Re < 2000, sedangkan aliran turbulen > 2000 dan diantara keduanya adalah aliran transisi.

Grafik Tegagan Geser Zat Cair terhadap dinding pipa:

Penurunan Rumus tekanan, tegangan geser, gaya berat suatu zat cair